Hakikat Syukur adalah kita mengetahui bahwa segala nikmat yang diperoleh adalah pemberian Allah SWT. Hal ini juga merupakan upaya mengingat dari seorang hamba, atas segala nikmat dan karunia yang diberikan Allah kepada dirinya. Allah menciptakan manusia dengan perangkat lengkap yang memungkinkannya untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya dan melaksanakan berbagai aktivitas sepanjang hari, menghirup udara tanpa beban, menggerakkan anggota tubuh dengan mudah dan lain sebagainya; Allah buka pintu-pintu rezki untuk seluruh makhluk-Nya tanpa meminta mereka untuk membayar atau memberikan sesuatu apapun kepada-Nya.

Jika kita telusuri lebih mendalam, maka akan kita temukan begitu banyak bahkan sangat amat banyak nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada umat manusia, dan  karena saking banyaknya pemberian Allah SWT tersebut, sehingga manusia tidak akan mampu untuk menghitungnya, seperti firman Allah SWT dalam surat Ibrahim (14) ayat 34 :
Dan Dia telah menganugerahkan kepada kamu dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia sangat zalim dan sangat kafir (sangat tidak mensyukuri nikmat Allah) “ (Q.S Ibrahim : 34)

Begitu banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita manusia, namun kali ini yang akan kita bahas diantaranya adalah :

  1. Nikmat Diri
  2. Nikmat Orang tua (Keluarga)
  3. Nikmat Materi (Kekayaan Alam dan Lingkungan)
A.     Nikmat Diri

Semua yang ada dalam diri kita adalah nikmat dari Allah yang harus selalu kita syukuri. Tidak ada kekurangan sedikitpun dalam diri ini yang bisa membuat kita untuk tidak bersyukur, karena Allah SWT telah menciptakan kita manusia dalam bentuk yang sempurna, sebagaimana firman Allah SWT :
Sungguh Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (Q.S At-Tiin (95) : 4)

Tidak hanya nikmat tubuh yang lengkap dan sempurna, tetapi juga nikmat kesehatan, tempat tinggal, umur yang panjang, rizki dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, sebagai bentuk syukur atas diri ini dan segala nikmat yang ada pada diri, kita harus menggunakan setiap bagian tubuh kita untuk melakukan perbuatan yang baik dan bermanfaat sehingga memperoleh ridho dari Allah SWT.

Kita harus mempergunakan dan memanfaatkan semua nikmat dalam diri ini dengan sebaik-baiknya di jalan Allah SWT, karena nikmat anggota badan
ini, akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah. Begitupun dengan kesehatan, kita harus syukuri nikmat yang ini. Nikmat ini tidak bisa dinilai dengan uang. Jika kita sakit, berlembar-lembar uang kita keluarkan untuk dapat kembali sehat. Dan dua kenikmatan yang kebanyakan manusia lupa adalah nikmat sehat dan waktu luang. Jangan sampai kita menjadi manusia yang melupakan nikmat yang ada dalam diri sehingga kita akan jauh dari rasa syukur terhadap Allah, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Mulk [67] ayat 23 :
Katakanlah (Nabi Muhammad SAW): “Dia-lah yang mengadakan kamu dan menjadikan bagi kamupendengaran, penglihatan-penglihatan serta aneka hati; sangat sedikit kamu bersyukur.” (Q.S al-Mulk : 23)

Ketika Abu Hazim ditanya mengenai bentuk syukurnya anggota-anggota badan,
maka ia memberikan jawaban-jawaban: Syukurnya dua mata itu, jika melihat
kebaikan, sebarkanlah, dan jika melihat keburukan, tutupilah! Syukurnya dua
telinga itu, jika mendengar kebaikan peliharalah, dan jika mendengar keburukan
cegahlah! Syukurnya dua tangan, janganlah tangan itu digunakan untuk mengambil
barang yang bukan haknya, juga penuhilah hak Allah yang ada pada keduanya!
Syukurnya perut, hendaknya makanan ada di bagian bawah, sedangkan yang atas dipenuhi dengan ilmu. Syukurnya dua kaki, jika kamu melihat seseorang yang shalih meninggal, kamu bersegera meneladani amalannya; dan jika mayit orang yang tidak baik, kamu bersegera untuk menjauhkan diri dari amal-amal yang dia kerjakan, kamu bersyukur kepada Allah! Sesungguhnya orang yang bersyukur dengan lisannya itu seperti orang yang memiliki pakaian tetapi ia hanya memegang ujungnya, tidak memakainya. Maka ia pun tidak  terlindungi dari panas, dingin, salju, dan hujan.

B.     Nikmat Keluarga (Orang tua)

Manusia diberikan banyak nikmat oleh Allah – Sang Pencipta Segalanya. Banyak nikmat yang mungkin kita tidak sadari dan hanya kita anggap sesuatu yang biasa saja. Tapi sadarkah kita, nikmat itu adalah salah satu nikmat yang luar biasa yang Allah berikan untuk kita. Salah satu nikmat hidup adalah memiliki orang tua. Setiap bayi yang baru lahir kedunia pasti di proses melalui kedua orang tua dan setiap makhluk yang bernyawa pasti berasal dari orang tuanya, dan itu semua pastinya atas izin dari Allah SWT yang hanya Dia-lah yang mampu memberikan nyawa kepada setiap makhluk hidup.

Maka bersyukurlah bagi kita yang telah diberikan anugerah masih memiliki kedua orangtua. Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... Apa jadinya jika kita hidup tanpa mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua?.

Sebagai bentuk syukur atas nikmat orang tua, Allah telah memerintahkan manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua serta mentaati dan memenuhi semua permintaannya selama itu baik di jalan Allah SWT. Sebagaimana yang Allah Firman-kan dalam al-Qur’an :
Dan kami wasiatkan kepada semua manusia (untuk berbakti kepada) ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan kelemahan di atas kelemahan (kelemahan berganda dan dari saat ke saat bertambah-tambah) dan penyapihannya di dalam dua tahun. (Wasiat Kami itu adalah): “Bersyukurlah kepada-Ku(karena Aku yang telah menciptakan kamu dan menyediakan semua sarana kebahagiaan kamu) dan (bersyukur pulalah) kepada ibu- bapak kamu (karena mereka yang Aku jadikan perantara kehadiran kamu di pentas bumi ini). (Kesyukuran ini mutlak kamu lakukan karena) hanya kepada-Ku-lah kembali kamu.” (Q.S Luqman [31] : 14)
“Dan Kami telah mewasiatkan (kepada) manusia (wasiat yang) baik (yaitu agar mereka berbakti) terhadap kedua orang tuanya, dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan (sesuatu) yang kamu tidak ada ilmu pengetahuan tentang itu, maka janganlah engkau mematuhi keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembali kamu, lalu Aku kabarkan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.  (Q.S al-‘Ankabut [29] : 8)

Kalau kita perhatikan dengan pikiran yang jernih beberapa ayat di atas, setiap Allah perintah Syukur, di belakang ayat itu dibarengi dengan syukur kepada kedua orang tua. Dan kita juga diperintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua kita. Maka jelaslah bahwa perintah syukur kepada orang tua adalah perintah fondamenta, satu tingkat di bawah perintah syukur kepada Alloh Ta’ala (anisykurlii waliwaa lidayka).

Di saat ini, mungkin kita bukanlah siapa-siapa tanpa kehadiran mereka. Maka dari itu, mari kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan anugerah kepada kita untuk dapat mengenal kedua orang tua kita dan mendapatkan kasih sayangnya. Santunilah Mereka dan bahagiakanlah mereka agar mereka selalu terhibur dengan kehadiran kita di dunia yang pana ini. Jangan sampai kita terlambat hingga ajal menjemput mereka, dan di saat itu baru kita menyadari bahwa nikmat orang tua adalah nikmat terbesar untuk kita. Nikmat baru terasa tatkala lenyap. Begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan hal ini.

Oleh karena itu, mulai saat ini, mari sayangi ibu bapak kita, karena ridho Allah tergantung dari ridho orang tua, dan semoga kita masuk syurga-Nya atas do’a dan ridho kedua orang tua kita.
“ Dari Mu’wiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi saw lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya.”

Hadits ini terdapat dalam Al Musnad, Sunan An Nasa’i, dan Ibnu Majah. (Diriwayatkan oleh an-Nasa`i, jilid 2, hlm. 54, dan ath-Thabrani jilid 1, hlm. 225, no. 2, an telah dishahihkan oleh al-Hakim, jilid 4, hlm. 151). Dan hadits ini hasan shohih sebagaimana dikatakan oleh Al Albani dalam “Shohih At Targhib”.